Pidato Hayek pada Penganugerahan Hadiah Nobel Ekonomi 1974

20 October, 2008 at 1:12 am Leave a comment

Jurnal Kebebasan: Akal dan Kehendak
Volume II, Edisi Nomor 52, Tanggal 20 Oktober 2008
Rubrik: Kliping
Penulis: Friedrich August von Hayek
Alih bahasa: Nad

/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:”Table Normal”;
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:””;
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:”Times New Roman”;
mso-fareast-font-family:”Times New Roman”;}

Pidato Friedrich August von Hayek pada Penganugerahan Hadiah Nobel, 10 Desember 1974

“Yang Mulia Raja dan Ratu, Bapak, Ibu dan Saudara-Saudara sekalian”

Dengan diselenggarakannya penganugerahan medali Nobel untuk sains ekonomi, siapapun yang namanya terpilih untuk berbagi medali ini pasti akan merasakan rasa syukur yang dalam.*) Semua ekonom pun tentunya memiliki alasan yang kuat untuk berterimakasih kepada Swedish Riksbank, yang telah memutuskan bahwa bidang studi studi mereka layak dianugerahi kehormatan yang tinggi ini.

Namun demikian, harus saya akui bahwa seandainya kepada saya ditanyakan apakah Hadiah Nobel perlu dianugerahkan untuk bidang ekonomi, akan langsung saya katakan bahwa saya menentangnya.

Satu alasannya, saya takut penganugerahan semacam ini akan mengaksentuasikan pengaruhnya pada arah perjalanan ilmiah.  Demikian yang saya yakini terjadi bagi aktivitas-aktivitas yang dilakukan sejumlah institusi ilmiah yang besar.

Ketakutan ini mampu dihalau dengan amat baik oleh komite pemilihan melalui penganugerahan hadiah ini kepada orang-orang yang pandangannya, semacam pandangan saya, tidak selaras dengan trend.

Namun demikian, saya merasakan ketakutan lain yang belum lagi terenyahkan.

Dalam hal ini saya takut jika medali Nobel untuk ekonomi akan memberikan seorang individu suatu otoritas yang dalam hal sains tersebut tidak seharusnya dimiliki seseorang.

Dalam bidang ilmu-ilmu alam, kiranya hal ini tidak menjadi persoalan.  Di sini pengaruh seorang individu terutama hanya akan dirasakan oleh pakar-pakar sejawat; dan mereka akan langsung meninggalkan sang penerima Nobel begitu ia bertindak melebihi kompetensinya.

Namun di bidang ekonomi yang terutama amat penting adalah pengaruh sang ekonom terhadap masyarakat awam: para politisi, jurnalis, pegawai negeri, dan publik pada umumnya.

Tidak ada alasan mengapa seseorang yang telah berkontribusi besar di bidang ilmu ekonomi harus menjadi maha-kompeten tentang segala persoalan masyarakat, sebagaimana diperlihatkan dalam perlakuan berlebihan yang diberikan oleh pers sehingga sang ekonom pun akhirnya terbujuk untuk memercayainya.  Bahkan hingga ia merasa wajib menjelaskan persoalan-persoalan yang mungkin bukan pusat perhatiannya secara khusus.

Saya tidak yakin jika upaya ini–penguatan pengaruh segelintir individu ekonom melalui pengakuan seremonial yang menyolok mata atas segala pencapaiannya yang mungkin terjadi di masa lalu yang jauh —  merupakan sesuatu yang kita dambakan.

Oleh karena itu, saya nyaris terdorong untuk mengusulkan kepada Saudara-Saudara agar mengharuskan pengucapan semacam sumpah kerendahan-hati oleh para penerima anugerah ini, semacam sumpah hippocratic, agar ia yang menerimanya tidak menyerukan kepada publik hal-hal yang berada di luar batas-batas kemampuannya.

Atau setidaknya dalam penganugerahan hadiah ini, Saudara-Saudara seharusnya mengingatkan kepada penerima medali, wejangan bijak dari salah seorang manusia terhebat di bidang ini, Alfred Marshall, yang pernah menulis:

“Para pembelajar ilmu-ilmu sosial seharusnya merasa takut pada persetujuan populer: setan ikut bertepik bersama mereka saat semua orang mengatakan hal yang baik-baik tentang mereka.”

*) Hayek berbagi medali Nobel ekonomi ini dengan rival ideologisnya, Gunnar Myrdal–penerj.

(Sumber: http://nobelprize.org/nobel_prizes/economics/laureates/1974/hayek-speech.html)

Entry filed under: Featured. Tags: , .

Ekonomi yang Tercerabut Alasan Ultimat Kekeokan Politisi oleh Artis

Leave a comment

Trackback this post  |  Subscribe to the comments via RSS Feed


AD IGNOTUM*

Akaldankehendak.com
Volume II Edisi 26 (21 Apr. '08)

Subscribe by email or reader

Stop Press: Edisi mendatang: Wawancara eksklusif Akaldankehendak.com dengan filsuf dan profesor ekonomi di UNLV, seorang distinguished fellow di Ludwig von Mises Institute, dan editor Journal of Libertarian Studies: Hans Hermann Hoppe.

Arsip

Pojok Sponsor

buku_rothbard.jpg Murray Rothbard, Apa Yang Dilakukan Pemerintah Terhadap Uang Kita?; ISBN : 97897916217 -4-8; Terj. & Pengantar: Nad; PT. Granit, Yayasan Obor Indonesia; Kini tersedia di toko-toko buku terdekat. (Intip cuplikannya).

Please make some donations