Posts tagged ‘Sosialisme’
Maksim Nad #3
Jika tujuan ultimat kehidupan manusia di dunia kita supersederhanakan dan namakan sebagai End (E) dan cara manusia dalam mewujudkannya disebut Means (M), maka ternyatalah betapa dahsyatnya perkara M dan E ini, sebab dia melibatkan kehidupan semua orang di muka bumi….
Sosialisme, Sistem Yang Gagal
Teori tidak dibuktikan kebenarannya, melainkan digugurkan validitasnya. Misalnya teori tata surya helio-centris bersaing dengan geo-centris. Teori geo-centris yang mengatakan bahwa semua benda langit mengitari bumi. Teori geo-centris digugurkan karena bintang utara, antara lain, tidak mengitari bumi. Posisi bintang utara relatif tetap terhadap bumi.
Anda tidak perlu 2, 3, 4 atau banyak kasus untuk membuktikan ketidak-berlakuan suatu teori. Satu saja cukup. Demikian juga halnya teori yang mengatakan bahwa sosialisme akan membawa masyarakat kepada kemakmuran. Teori ini akan tidak sahih jika ada 1 kasus saja yang tidak sesuai dengan yang dipostulatkannya.
Proteksionisme Kita
| Nad |
Untuk mempersiapkan acara talkshow radio yang diselenggarakan oleh Freedom Institute dan Radio 68RH di akhir tahun lalu (24/9/07), saya mendapat kesempatan diwawancarai sebagai narasumber. Topik-topik yang dibahas waktu itu, dengan panduan wawancara oleh Bung Hamid Basyaif, antara lain sistem perekonomian, privatisasi, nasionalisme ekonomi, proteksionisme, dan lain-lain yang terkait hal-hal tersebut. Hingga hari ini, transkripnya belum tersedia. Tapi saya masih ingat, di akhir sesi kedua Bung Hamid sempat bertanya: ”Aliran ekonomi apa sih yang mendasari pandangan Anda? Kalau cuma ada satu macam ilmu ekonomi, kenapa kesimpulan dan rekomendasinya bisa begitu berbeda? Saya belum pernah mendengar pandangan orang lain seperti Anda?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas cukup layak dijadikan bahan kajian tersendiri tentang persoalan-persoalan metodologis dan epistemologis di dalam tubuh disiplin ilmu ekonomi. Tapi hal tersebut bukan inti pembahasan kita kali ini.
Sebab fokus sekarang adalah proteksionisme dan hal-hal yang bermesraan dengan paham tersebut. Definisi beberapa istilah kunci tersedia di bawah*). Tulisan ini mengembangkan jawaban saya terhadap sejumlah pertanyaan yang diarahkan pewawancara di hari pertama di bulan Ramadan tahun lalu itu, yaitu sbb:
”Apa pendapat Saudara tentang ”Perdagangan Bebas” semacam yang digagas WTO? Apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi serbuan-serbuan produk dari negara lain—katakanlah Cina—untuk membela kepentingan bangsa?” Satu pertanyaan baru yang relevan untuk saat ini: bagaimana mungkin negeri agraris seperti Indonesia sampai mengalami krisis semacam kedelai dan gula pasir?
Komentar