Posts tagged ‘tarif’
Kaidah Kerjasama, Perdagangan Bebas dan Globalisasi
| Nad |
Apa jadinya nasib negara inferior yang miskin akan sumber daya alam, populasi penduduknya relatif tidak terdidik, dan kemampuan produksinya jauh di bawah negara-negara lain di kancah globalisasi? Tidakkah sudah sepatutnya negara tersebut mendirikan rintangan perdagangan agar industri domestik dapat berkembang tanpa gangguan eksternal? Dari sudut pandang negara-negara maju dan kaya, bagaimana mungkin negara terbelakang seperti itu menawarkan sesuatu bagi mereka?
Pertanyaan-pertanyaan di atas menutup artikel sebelumnya, Melacak Basis Tatanan Sosial Kita. Jawaban-jawabannya sangat erat terkait dengan apa yang sering disebut sebagai hukum keunggulan komparatif.
Proteksionisme Kita
| Nad |
Untuk mempersiapkan acara talkshow radio yang diselenggarakan oleh Freedom Institute dan Radio 68RH di akhir tahun lalu (24/9/07), saya mendapat kesempatan diwawancarai sebagai narasumber. Topik-topik yang dibahas waktu itu, dengan panduan wawancara oleh Bung Hamid Basyaif, antara lain sistem perekonomian, privatisasi, nasionalisme ekonomi, proteksionisme, dan lain-lain yang terkait hal-hal tersebut. Hingga hari ini, transkripnya belum tersedia. Tapi saya masih ingat, di akhir sesi kedua Bung Hamid sempat bertanya: ”Aliran ekonomi apa sih yang mendasari pandangan Anda? Kalau cuma ada satu macam ilmu ekonomi, kenapa kesimpulan dan rekomendasinya bisa begitu berbeda? Saya belum pernah mendengar pandangan orang lain seperti Anda?”
Pertanyaan-pertanyaan di atas cukup layak dijadikan bahan kajian tersendiri tentang persoalan-persoalan metodologis dan epistemologis di dalam tubuh disiplin ilmu ekonomi. Tapi hal tersebut bukan inti pembahasan kita kali ini.
Sebab fokus sekarang adalah proteksionisme dan hal-hal yang bermesraan dengan paham tersebut. Definisi beberapa istilah kunci tersedia di bawah*). Tulisan ini mengembangkan jawaban saya terhadap sejumlah pertanyaan yang diarahkan pewawancara di hari pertama di bulan Ramadan tahun lalu itu, yaitu sbb:
”Apa pendapat Saudara tentang ”Perdagangan Bebas” semacam yang digagas WTO? Apa yang harus dilakukan pemerintah dalam menghadapi serbuan-serbuan produk dari negara lain—katakanlah Cina—untuk membela kepentingan bangsa?” Satu pertanyaan baru yang relevan untuk saat ini: bagaimana mungkin negeri agraris seperti Indonesia sampai mengalami krisis semacam kedelai dan gula pasir?
Komentar