Tentang

Selamat datang!

Halaman ini berisi serba-serbi penerbitan Jurnal Kebebasan: Akal dan Kehendak. Terima kasih telah menyisihkan waktu untuk singgah ke sini! Semoga kunjungan Anda bermanfaat. Selamat menikmati dan mengkritisi tulisan-tulisan kami. Salam kebebasan!

TENTANG JURNAL

Jurnal Kebebasan: Akal dan Kehendak (“Akaldankehendak.com.”) adalah blog “jurnal” sekaligus forum yang bertujuan meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta kesadaran akan pentingnya kebebasan dan tanggung jawab individu.

Terbit on-line sejak Maret 2007 setiap dua minggu sekali dan mulai 25 Februari 2008 berubah menjadi mingguan yang mutakhir saban Senin pagi, Akaldankehendak.com mengulas berbagai gagasan, konsep dan pemikiran paradigmatik yang memengaruhi perspektif terhadap isu-isu terpenting dalam hidup, yang tentunya berbeda dari satu orang ke orang lain.

Dasar penerbitan adalah keyakinan penuh akan aksioma a prioris tentang manusia: manusia adalah makhluk yang bertindak. Manusia bertindak demi tujuan (end) dan memilih cara (means) untuk tujuan tersebut (apatah hidup itu sendiri, selain proses pencapaian serangkaian tujuan).

Sejak manusia pertama diciptakan hingga manusia terakhir kelak, konflik perdana dan terakhir kemanusiaan terkait dengan terbatasnya sumber daya dan ketiadabatasan keinginan–ini simpulan logis saja. Jadi, persoalan mendasar manusia terkait aksioma di atas adalah: bagaimana manusia seharusnya mencapai tujuan-tujuannya vis-a-vis aneka tujuan-tujuan lain yang diinginkan oleh individu lain?

Dengan diperlengkapinya akal dan kehendak setiap individu pada dasarnya diberi (memiliki) kebebasan untuk menentukan dan melakukan apa yang dianggapnya paling baik, dengan garis bawah bahwa individu lain pun memiliki hak serupa. Singkatnya, kebebasan manusia bukan tanpa batas, melainkan terbatas oleh dan hanya sesuai dengan kodratnya sendiri. Kebebasan seorang individu berbatasan langsung dengan hak individu lain.

Satu-satunya prinsip yang mempromosikan hubungan sosial antarmanusia sesuai kodratnya, dengan demikian, pastinya bercirikan kebebasan dan kerelaan, serta ketiadaan unsur koersi (pemaksaan; keterpaksaan; kekerasan, dan sejenisnya). Dengan prinsip ini dapat langsung dinyatakan secara intuitif dan tanpa kesulitan berarti bahwa, misalnya, setiap perbudakan tidak dapat diterima; bahwa merugikan diri atau milik orang lain, yang memang sangat amat mungkin terjadi, tidak sesuai dengan norma kehidupan bersama.

Apapun tindakan, tujuan dan cara yang dipilih manusia, semuanya tidak terlepaskan dari sesuatu yang bergejolak di benaknya. Penerbitan ini pun memiliki tujuannya, sebagaimana disebutkan sebelumnya. Akaldankehendak.com adalah hasrat untuk menjangkau dan mengimbau langsung ke tatanan akal (atau reason) dan kehendak (will) sidang pembaca, yang pada akhirnya dapat memengaruhi, bahkan mungkin memicu, pemilihan cara-cara (means) yang jauh dari koersi dalam bertindak mencapai suatu tujuan (end), apapun tujuan tersebut, sesuai dengan prinsip supremasi dan kebebasan individu.

Akaldankehendak.com menyaji gagasan-gagasan kritis paradigmatik yang acap luput dari proses pengajaran dan pembelajaran di bangku persekolahan/perkuliahan; atau, sebaliknya, mengiluminasi seterang mungkin dari perspektif yang tidak jarang tampak tidak umum (tapi selalu dalam rambu-rambu di atas), terhadap pandangan-pandangan yang sepertinya lumrah, wajar dan berterima, namun mungkin harus dicampakkan.

Harapan kami, semoga penerbitan ini dapat menginspirasi dan/atau mencerahkan pembaca.

————————————————————————————————————————–

TENTANG MOTTO: Frase Latin “Ad Ignotum” yang dijadikan motto Akaldankehendak.com terpatri di sebuah patung Prometheus–yang, konon dalam mitologi Yunani kuno, adalah dewa yang bersimpati kepada makhluk bernama manusia dan lalu memberinya rahasia api (simbol ilmu pengetahuan). Patung perunggu ini diberinama “Le Genie Humain” oleh penciptanya, E. Picault.

Dalam bahasa Indonesia, Ad Ignotum kurang-lebih berarti “Menentang Kebodohan” (against ignorance).

————————————————————————————————————————-

TENTANG HAK CIPTA: Semua artikel asli, saduran ataupun terjemahan dalam Akaldankehendak.com adalah hak penulisnya (lihat Tentang Pengelola dan Tentang Kontribusi), kecuali jika disebutkan lain secara eksplisit. Semua artikel di sini bebas-kutip, baik sepenggal atau seluruhnya, dan bebas direproduksi di media apa saja tanpa permisi, sejauh untuk tujuan non-komersil dan tanpa kebersengajaan untuk melencengkan pemahaman.

————————————————————————————————————————–

TENTANG KONTRIBUSI DAN DONASI: Akaldankehendak.com menerima sumbangan/kontribusi artikel Anda. Setiap tulisan yang layak terbit akan diterbitkan dengan memberi pengakuan kredit sepatutnya. Jurnal tidak memberi imbalan finansial apapun selain dengan pencantuman kredit dan ucapan terima kasih.

Akaldankehendak.com tidak menerima donasi dari badan atau agensi pemerintah manapun, kecuali bantuan sukarela dari individu perseorangan atau institusi swasta, melalui transfer super-mudah via PayPal atau kartu kredit tertentu, sebagaimana dapat diklik di halaman muka Jurnal. (PayPal menyarankan donasi minimum sebesar US$1.)

————————————————————————————————————————–

TENTANG PENERBIT: CV. Sançtuary Publishing & Language Works, adalah firma independen di bidang penerbitan dan penerjemahan buku-buku dan konsultasi kebahasaan. Email: sanctuarypublishing@yahoo DOT com.

————————————————————————————————————————–

TENTANG KREDIT: CV. Sançtuary Publishing & Language Works; WordPress.com; dan sumber-sumber lain yang dieksplisitkan di dalam artikel.

————————————————————————————————————————–

TENTANG KUTIPAN: Kutipan-kutipan berikut ini pernah ditampilkan di halaman depan Akaldankehendak.com, dan dengan caranya masing-masing menjadi sumber inspirasi dan motivasi dan mencerminkan semangat penerbitan ini.

  • “The flowering of human society depends on two factors: the intellectual power of outstanding men to conceive sound social and economic theories, and the ability of these or other men to make these ideologies palatable to the majority. ” —Ludwig von Mises, Human Action.
  • “Apa makna semua ini? Untuk apa memberi komitmen penuh sepanjang hayat kepada prinsip dan tujuan kebebasan individu? Di dunia yang nyaris telah sepenuhnya terpasung, komitmen demikian berarti ketidaksepahaman yang mendalam dengan, dan keterasingan dari, status quo–keterasingan yang pasti menuntut pengorbanan besar dalam wujud materi atau penghargaan sesama. Saat hidup cuma sekejap dan kemenangan melambai jauh di masa depan, mengapa menempuh ini jalan? Jawabnya: ini bukan pengejaran pribadi terhadap keuntungan, tapi demi cinta semata terhadap keadilan….” –Murray Newton Rothbard, Egalitarianism as a Revolt Against Nature.
  • “Kebebasan bukan kekuasaan untuk melakukan apa yang kita inginkan, melainkan hak untuk dapat melakukan apa yang harus kita lakukan.” —Lord Acton.
  • “Cuma gagasan yang dapat mengalahkan gagasan.” —Ludwig von Mises, Socialism.
  • A deed knocks first at thought, And then it knocks at will. That is the manufacturing spot, And will at home and well. —Emily Dickinson, LXII.
  • “Statisme adalah sebentuk paganisme, pemujaan terhadap berhala ciptaan manusia. Dasarnya adalah dogma semata. Sebagaimana halnya semua dogma, ia tunduk pada penafsiran dan pemikiran, yang memiliki kaum penganutnya masing-masing…. Mereka yang menyebut diri Komunis, Sosialis, atau … “Demokrat,” berangkat dengan premis bahwa individu-individu hanyalah para pelayan bagi sebuah berhala massal…. [Tapi selalu] ada yang percaya bahwa hanya manusialah yang tercipta dalam citra Tuhan; Negara cuma berhala palsu.” — Frank Chodorov, The Rise and Fall of Society (1959).
  • “Semua orang ingin hidup di atas biaya negara. Mereka lupa: negara ingin hidup di atas biaya semua orang.” — Claude Frederic Bastiat.
  • “Sungguh, amat gampang menjadi dermawan–apalagi jika kita tidak harus merogoh kocek sendiri.” — Nad, “Proteksionisme Kita”.

————————————————————————————————————————–

TENTANG PENGELOLA: Sukasah Syahdan alias Nad, pengelola Akaldankehendak.com, saat ini bekerja sebagai peneliti/analis di sebuah institusi di Jakarta dan penulis lepas di Ciputat (dulu masuk dalam wilayah Jakarta, tapi sejak desentralisasi 2001 menjadi bagian prov. Banten). Kecuali disebutkan lain, semua tulisan orisinil maupun terjemahan di Akaldankehendak.com adalah hasil karyanya. Ia juga mengelola Tjipoetat Quill dan bisa dihubungi lewat email di: nadATakaldankehendakDOTcom. ————————————————————————————————————————–

(Pemutakhiran: April 2008)