Posts tagged ‘Sejarah’
Sejarah
|Giyanto|
Setumpuk rumput di musim panas:
Apakah perjuangan gagah berani para pahlawan,
Hanyalah mimpi yang berlalu?
— Matsuo Basho, Jalan Kecil*
Tiga abad yang lalu Basho menulis. Keresahan Basho barangkali sama dengan apa yang sedang kita resahkan saat ini. Menghadapi dunia yang sedang berubah. Perjalanan kecilnya dari Edo—sekarang Tokyo—sampai Ogaki memberi inspirasi bagi perkembangan kehidupan sastra masyarakat Jepang. Ketika sejarah berubah, tidak halnya puisi Basho. Dia menembus jaman serta merasuki hati dan pikiran bagi anak-anak jaman setelahnya. (more…)
Asal (Kata) Pemerintah
Esei singkat di penghujung tahun 2007 ini mengangkat satu pertanyaan: Kapan, di mana dan bagaimana kata ’pemerintah’ muncul pertama kali?
Sejak bertemu Onghokham pertama kali di akhir musim dingin bertahun-tahun lalu hingga beliau wafat, jawaban pertanyaan tersebut masih menggantung; dan hal ini cukup mengecewakan.
(Sebagai sejarawan, Onghokham unik dalam hal ia memfokuskan pusat penelitiannya pada manusia. Setiap kali saya mendapati bukunya di perpustakaan atau di toko buku, sedapat mungkin saya sisihkan waktu untuk mencari jawabannya. Pada ‘ritual’ terakhir, saya cuma menemukan dalam Wahyu Yang Hilang, satu bab yang menarik tentang korupsi yang sejak dulu selalu mendampingi evolusi kekuasaan dan pemerintahan; juga bab tentang pergerakan modal di tangan para pengusaha Cina.) (more…)
Persoalan-Persoalan Epistemologis dalam Ilmu-Ilmu Pengetahuan yang Mengkaji Tindakan Manusia (Bag.2)
| Ludwig von Mises |
( Bagian 2 – Tamat; diformat ulang 25 Maret 2008 )
8. Konsepsi dan Pemahaman
Tugas ilmu-ilmu kajian tentang tindakan manusia adalah memahami makna dan relevansi tindakan manusia. Untuk tugas ini, disiplin-disiplin tersebut menerapkan dua prosedur epistemologis yang berbeda, yaitu konsepsi dan pemahaman. Konsepsi adalah peralatan mental dari praksiologi; sedangkan pemahaman adalah peralatan mental khusus dari sejarah.
Kognisi praksiologi merupakan pemahaman konseptual. Ia mengacu pada apa yang perlu ada dalam tindakan manusia. Ia merupakan kognisi terhadap hal-hal yang universal dan kategoris.
Sementara itu, kognisi sejarah mengacu pada apa yang unik dan individual dalam setiap peristiwa atau kelas peristiwa. Ia menganalisis terlebih dahulu masing-masing obyek kajiannya dengan bantuan peralatan mental yang disediakan oleh semua disiplin ilmu lain. Setelah mencapai tugas awal ini, kognisi sejarah menghadapi persoalan khususnya: [yaitu bagaimana] menjelaskan ciri-ciri yang unik dan individual dari kasus tersebut melalui pemahaman.
Sebagaimana disebutkan di atas, sejarah dikatakan tidak pernah menjadi ilmiah karena pengertian historis tergantung pada penilaian subyektif sejarawan. Pemahaman, dikatakan, hanyalah istilah eufimistis untuk sesuatu yang arbitrer. Tulisan sejarawan selalu berpihak dan bersifat satu sisi. Tulisannya tidak melaporkan fakta, melainkan mendistorsinya.
Bahwa kita memiliki buku-buku sejarah yang ditulis dari berbagai sudut pandang, tentu saja ini adalah fakta. Ada sejarah Reformasi yang ditulis dari sudut pandang Katolik dan ada pula yang Protestan. Ada sejarah tentang kaum proletar dan ada juga sejarah a la borjuis; ada sejarawan beraliran Tory dan ada juga yang berhaluan Whig. Setiap bangsa, partai dan kelompok linguistik memilki sejarawannya sendiri dan ide-idenya sendiri tentang sejarah. (more…)
Komentar